Minggu, 21 November 2010
model pembelajaran learning by doing
DOWNLOAD FILE LENGKAP
Read More..
Rabu, 15 September 2010
MET LEBARAN
Minal Aidzin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin
Read More..
Sekolah Alam Sebagai Alternatif Pendidikan Membentuk Karakter
Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk merubah keadaan dunia pendidikan Indonesia saat ini, dan mulai dikembangkan di Indonesia adalah pendidikan sekolah alam.2 Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Beberapa penemu terkenal di dunia mampu menghasilkan karya-karya fenomenal
Sistem pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal umumnya. Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan fitrah. Sekolah bukan lagi beban. Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani dengan penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan sumber stres yang biasanya membuat mereka kehilangan gairah.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah saat ini.
Sekolah Alam
Sekolah alam5 berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua (seluruh umat manusia) dan belajar dari semua (seluruh mahluk di alam semesta). Sehingga fitrah manusia dapat berkembang dan tumbuh sesuai dengan kompetensinya dengan belajar bersama alam bersifat nyata menuju kualitas manusia yang paripurna.
Sekolah alam merupakan salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Sekolah alam menjadi sebuah impian yang jadi kenyataan bagi mereka yang mengangankan dan menginginkan perubahan dalam dunia pendidikan. Diharapkan dari adanya alternatif sekolah alam tidak sekedar perubahan sistem, metode dan target pembelajaran melainkan paradigma pendidikan yang akan mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari pendidikan itu sendiri. Target strategisnya adalah anak didik dapat menjadi investasi sumber daya manusia untuk masa depan yang menghargai dan bersahabat dengan alam.
Sekolah alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan keinginannya dan mengarahkan anak pada hal-hal yang positif. Sekolah alam cenderung membebaskan keinginan kreatif anak sehingga anak akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan berlebih yang dimilikinya.
Pembelajaran Sekolah Alam
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.8 Menurut Mulyasa pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu.9
Pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah berbasis alam. Sekolah alam dalam pembelajarannya menekankan proses keterpaduan manusia bersama alam yang ada pada lingkungan sekitar (insitu development).
Alam semesta yang dimanfaatkan antara lain sebagai media pendidikan, observasi dan riset.10 Sesuai dengan ajaran Islam manusia disilahkan untuk memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan fital manusia dan akan dipertanggungjawabkan perbuatan di atas bumi.11 diantara cara terbaik yakni mengintegrasikan sains dengan al Qur’an, atau dikenal dengan istilah integrasi ilmiah ilahiah. Dengan cara mengamati dan memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-khafi ayat 109 :
Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".(QS. Al Kahfi:109)
Kondisi fisiologis mereka ketika belajar di alam terbuka juga akan sangat berpengaruh terhadap keefektifan cara belajar mereka. Suasana dan kondisi lingkungan yang menyenangkan (Fun Learning), akan sangat mendukung dalam proses pembelajaran ini. Berdasarkan hal tersebut, sangatlah penting bagi kita untuk mengkonsep sebuah pendidikan yang menyelenggarakan sistem belajar mengajar yang menghargai setiap potensi yang ada. Dalam pembelajaran dapat diselaraskan dengan kondisi psikologis siswa, sehingga otak mereka akan sangat mudah untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran dan proses belajar pun akan menjadi sangat optimal dan efektif.
Siswa sekolah alam merupakan anak usia sekolah yang disesuaikan dengan jenjangnya, sehingga tidak membeda-bedakankan. Dalam praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan kreatifnya sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya dengan berbasis alam sekitarnya. Metode belajarnya menggunakan lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran (learning experience).
Dengan menggunakan metode belajar aktif dimana guru betul-betul berfungsi sebagai fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (student centris). Guru harus merancang berbagai tema pembelajaran tentang lingkungan seperti air, serangga, sampah dan yang lainnya dan kemudian dipraktikkan dengan metode outing (kegiatan keluar).
Dalam pembelajarannya konsep sekolah alam yang dipakai adalah dengan cara belajar sambil bermain dengan harapan orientasi fokusnya mengembangkan kelebihan yang dimiliki anak dengan metode pencarian yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima anak dalam bentuk permainan tertentu. Metodologi pembelajaran yang dipakai cenderung mengarah pada pencapaian logika berpiki inovatif yang baik dalam bentuk action learning (praktik nyata).
Dengan kata lain, antara kurikulum, toleransi sosial, dan pemanfaatan kehidupan keseharian dapat ditarik benang merah transformasi ilmu secara teknis, moral, kemanusiaan dll.
Agus Thohir (Sciena Madani)
Read More..
Senin, 09 Agustus 2010
MARHABAN YA RAMADHAN
SEMOGA KITA KEMBALI FITRI.
Selasa, 27 Juli 2010
Pemberitahuan Ekstrakurikuler
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Dalam rangka mewadahi bakat dan minat anak didik, meningkatkan kreativitas serta mendukung kegiatan pembelajaran di TPI AUD Cahaya Ilmu, maka kegiatan Ekstrakurikuler akan dimulai pada awal bulan Agustus dengan jadwal sebagai berikut:
NB : angket dikembalikan ke sekolah paling lambat hari Jum’at, 30 Juli 2010
FOTO KEGIATAN CAHAYA ILMU
Jumat, 09 Juli 2010
PARENTING UNTUK WALI MURID
Para peserta sangat antusia dalam mengikuti acara yang di pandu langsung oleh Mas Dedy. Ada banyak yang di paparkan dalam acara tersebut. Seperti pentinggnya pendidikan anak usia dini karena di masa itu merupakan masa emas (golden age). Hal ini mengisyaratkan akan pentingnya pendidikan anak pada usia dini. Penelitian menunjukan bahwa pada usia tersebut tak ubahnya seperti seorang profesor yang bergerak aktivitas dalam mengeksplor kreatifitas dan daya imanjinasi.
Inilah The Miracle of Golden Age, tema yang disampaikan acara Parenting kali ini.
Peserta sangat menikmati acara tersebut selain memberikan beragam pentingnya pendidikan bagi anak. Mereka juga di ajak melakukan aktivitas seperti senam otak, bernyanyi, permainan dan berbagai hal yang menjadikan hidup lebih hidup karena kebahagiaan itulah yang kita harapkan.
Bukan menjadi negara terkorup di dunia, negara pecandu pornografi ataupun negeri yang di penuhi oleh perilaku-perilaku yang tidak bermoral lainnya
Senin, 05 Juli 2010
PENERIMAAN PESERTA DIDIK
KAMI AKAN MENDIDIK GENERASI PENERUS BANGSA DENGAN ILMU DAN CINTA
TIADA YANG PALING INDAH SELAIN PENGAJARAN BERMAIN DAN BELAJAR. KARENA DISITULAH FITRAH ANAK USIA DINI PADA MASA GOLDEN AGE.
HUBUNGI KAMI :
024-6731431 Read More..
Selasa, 04 Mei 2010
KEMBALIKAN RUH PENDIDIKAN SEBAGAI PENCERDAS BANGSA
Sindi Setyadi (Ketua Umum HMI Cabang Semarang)
Semua bangsa di dunia pasti menempatkan pendidikan pada posisi yang tinggi. Nyaris tak ada suatu bangsa yang melecehkan pendidikan bagi bangsanya sendiri. Mereka sangat menyadari kemajuan bangsa ditentukan oleh kepandaian generasi baru dari bangsa itu sendiri. Pendidikan dalam pandangan kontemporer seharusnya diartikan sebagai sebagai tulang punggung (read:sistem nilai) bangsa dan negara untuk mencapai visi besar bangsa. Demikian pula dengan Indonesia yang pada dasarnya menempatkan pendidikan di level tinggi, Hal ini terbukti bahwa bangsa ini secara teoritis menempatkan pendidikan sebagai alat ideal mencapai tujuan bangsa. Kita bisa melihat makna dalam UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 pasal 1 yakni “untuk mengembangkan peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta kerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan bangsa”. Jelas sekali paradigma pendidikan (read:ruh) kita menggambarkan betapa esensi pendidikan merupakan entitas yang sangat komprehensif menyangkut berbagai dimensi perkembangan individu dalam kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.ealitas yang terjadi di masyarakat, seharusnya menempatkan hubungan yang serasi antara pemerintah, pelaku pendidikan dan objek pendidikan. Dalam hal ini dibuktikan dengan keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan problematika pendidikan yang selama ini sudah menjamur dengan menghadirkan solusi yang tepat, pelaku pendidikan dengan menyelenggarakan pendidikan berdasarkan sebagaimana tertuang dalam pasal 19 ayat (1) PP 19/2005 tentang Standar Nasional pendidikan, dan peserta didik berlomba-lomba dalam peningkatan mutu. Dalam budaya akademik modern pun mestinya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, ku-rikulum program studi harus berbasis mutu dan silabus dari kurikulum tersebut harus terus dikaji apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau belum. Kedua, proses pembelajaran yang terkendali. Ketiga, standar output yang terjamin.
Dinamika ini mestinya menjadi refleksi pendidikan sehingga membuat kita mampu menilai potret pendidikan nasional kita, semakin mendekati visi/ tujuan nasional pendidikan atau bahkan keluar jalu pendidikan nasional. Pertama, UU BHP telah diputuskan oleh MK dengan dasar bertentangan dengan UUD 1945 karena ketentuan-ketentuan yang diatur UU BHP yang dinilainya merupakan penyeragaman bentuk tata kelola, Penyeragaman itu terjadi karena UU BHP membuat penyelenggara pendidikan harus berbentuk BHP. Hal ini yang sejak awal terbentuknya ditentang mahasiswa, baru terealisasi kemarin dan bahkan belum disiapkan konsep ideal penggantinya. Kedua Kapitalisasi perguruan tinggi sebagai cara baru (read:neo liberalisme) yang dirasakan dunia pendidikan sekarang ini adalah terjadinya pengurangan subsidi pendidikan. Perguruan tinggi negeri harus menjadi badan yang mandiri. Subsidi yang dulu dilakukan terhadap SPP mahasiswa semakin berkurang. Subsidi dan campur tangan pemerintah di hampir semua sektor memang tidak disukai neoliberal akhirnya Beberapa PTN favorit untuk kepentingan penggalian sumber dananya dengan membukaj alur non -SPMB dengan menetapkan sumbangan puluhan juta sebanyak-banyaknya yang artinya pula sumber pendapatannya banyak. Kemudian yang terjadi terjadi privatisasi sekolah dan universitas. Itu sangat sesuai dengan semangat neoliberal persaingan bebas yang dalam hal ini pemerintah tutupi dengan menurunkan 20% APBD untuk pendidikan, namun realisasinya tidak jelas.Ketiga profesionalisme tenaga kependidikan berpegang pada idealisme dan progresifitas menuju tercipanya nuansa pndidikan yang harmonis, menyediakan sumber belajar, membenahi guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan tetap mewujudkan manajemen pendidikan yang proffesional, penyelenggaraan evaluasi pendidikan baik proses maupun hasil secara obyektif, komprehensif, dan berkesinambungan. Keempat problematika UN yang menjadi satu-satunya indikator mutu (read:kelulusan) telah menunjukan kgagalannya, Dengan kata lain, UN tidak mampu meningkatkan kinerja pendidikan dalam konteks makna pendidikan atau terjadi simplifikasi kinerja pendidikan. Dalam konteks proses pembelajaran, UN telah mereduksi makna pembelajaran dari situasi pembelajaran yang seharusnya terwujud dalam pendidikan. Tentu saja cara makna pendidikan yang sesungguhnya yakni proses perwujudan pendidikan menyeluruh menjadi terreduksi, menyempitkan makna pendidikan dan dapat mengarah kepada suatu pola pikir intelektual-elitis, yaitu memandang kesuksesan dari sudut in-telektual/kognitif dengan alat ukur UN an sich. Kelima belum meratanya orang-orang yang merasakan pendidikan, apalagi kaum miskin. Kesempatan orang kaya memilih perguruan tinggi memang selalu lebih banyak dari pada orang miskin. Dengan adanya model seleksi yang target sebenarnya adalah mendapatkan sumber dana sebesar-besarnya, maka mereka yang berasal dari keluarga kaya meskipun prestasi akademiknya tidak bagus memiliki kesempatan yang besar, sedangkan yang dari keluarga miskin meskipun kecerdasannya mumpuni, tetap saja terpenjara dalam kemiskinannya.
Sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional berkewajiban mencapai visi pendidikan nasional sebagai berikut. "Ter wujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah".
Diharapkan, ada kebijakan baru dalam menangani problematika pendidikan. Pertama, ini diawali dengan dibentuknya komitmen politik yang kuat dan tangguh dari pemerintah untuk menengok dan memedulikan persoalan pendidikan sampai akar rumput. Kedua, keseriusan pemerintah pusat maupun daerah untuk merealisasikan anggaran pendidikan minimal 20%, baik dari APBN maupun APBD, bukan hanya di atas kertas, melainkan dalam bentuk kerja nyata. Ketiga, perlunya dibentuk aparatus pendidikan di elite pemerintahan yang berjiwa bersih, suci, dan jujur demi pemenuhan pendidikan murah meriah dan gratis bagi rakyat miskin. Ini sangat menjadi pijakan utama agar pemerintah mampu mempermudah dilahir-kannya kebijakan-kebijakan pendidikan pro rakyat miskin.
Read More..
GURU; MENGAJAR DAN MENDIDIK
Oleh : Sugiharti (Komunitas ilci Institut Semarang)
Menjadi guru tidak sesederhana yang kita bayangkan. Sepintas kita melihat bahwa guru hanya bertugas mengajar di depan kelas kemudian memberi nilai kepada murid. Tetapi dibalik itu, guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Dari mulai hal-hal yang bersifat teknis hingga ke moral building, semua menjadi tanggung jawab yang harus diemban oleh para guru.
Kaitanya dengan pendidikan, guru mempunyai dua tugas; mengajar dan mendidik. Mengajar berkaitan erat dengan bagaimana seorang guru dapat memberikan materi pelajaran dengan metode yang menarik. Dalam hal ini, guru dituntut untuk kreatif dalam mengajar. Sebelum mengajar, guru terlebih dahulu harus mempersiapkan rencana yang matang, membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan menyiapkan media atau alat yang sesuai untuk proses belajar mengajar. Selain itu, agar materi yang disampaikan bisa diterima murid dengan mudah, perlu adanya seni yang nota bene penting untuk dikuasai oleh para guru, karena mengajar merupakan sebuah seni. Seorang guru beretorika di depan kelas dengan gaya yang luwes dan berusaha memasang wajah senyum dan ceria meski dalam situasi sedih, semua itu membutuhkan ketrampilan seni, baik seni retorika maupun seni aktingSedangkan mendidik erat kaitanya dengan membangun kekuatan mental dan spiritual peserta didik (moral force), seorang guru harus benar-benar menjadi figur Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani, artinya guru hendaknya bisa menjadi teladan bagi siswa di manapun berada. Keteladanan tersebut dapat ditunjukkan dengan memosisikan guru sebagai orang tua di sekolah melalui pemberian perhatian dan cinta yang tulus kepada murid, membimbing mereka apabila mengalami kesulitan yang tidak terbatas pada materi pelajaran saja, tetapi juga kesulitan yang berhubungan dengan problematika dan psikologis murid. Ketika berada di tengah-tengah para murid, ia harus dapat mensejajarkan diri dengan murid sehingga dapat menyelami kehidupan mereka. Bila seorang guru telah mengenal muridnya dengan baik, maka dapat tercipta hubungan yang dinamis antara murid dengan guru. Selain itu, perhatian dan cinta yang tulus terhadap murid akan membawa dampak yang positif terhadap peningkatan prestasi dalam segala bidang.
Oleh karena itu, tugas guru yang besar dan mulia ini perlu diimbangi dengan perhatian pemerintah terhadap standar kelayakan gaji guru, baik guru negeri, swasta maupun honorer. Mustahil seoarang guru dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa jika mereka masih tertatih-tatih untuk meningkatkan kesehteraan hidupnya sendiri. Sudah saatnya guru memperoleh haknya untuk hidup layak sehingga cita-cita pendidikan untuk mencerdaskan generasi bangsa dapat tercapai secara optimal.
Read More..
Senin, 05 April 2010
SPEKTRUM KASIH
Ia tersenyum kecut ke arahku. Pandagannya semakin tajam dan aku semakin tidak mengerti. Aku kembali membuka lembaran-lembaran koran yang tercecer di ruang tamu. Semakin aku banyak bergerak, tatapan matanya semakin menakutkan. Seperti singa yang sedang kelaparan. Tiba-tiba terdengar bunyi pecahan piring, “pyaaarrr”. Aku diam dan seketika itu pula lembaran koran yang ada di tanganku begitu aja lepas jatuh kepada lantai.
“Dasar bajingan”, kata-kata itu keluar dari mulutnya. Aku semakin tidak percaya bisa-bisanya orang yang begitu lugu dan polos sampai mengucapkatan kata-kata pedas semacam itu. Sehingga kupingku terasa sakit sekali, seperti tamparan tangan yang melambai ke mukaku.
“Hai, kenapa kau pandangi aku, bisa berhenti ngak”, ia bicara ke arahku. Sontak aku terdiam.
Tiba-tiba ia menghampiriku dan menjatuhkan beberapa piring di hadapanku. Pecahan piring sedikit mengenai kakiku. Akupun disuruh berjalan diatas pecahan piring. Bagaimana aku bisa berjalan. Jika pecahan itu sangat tajam. Dan ia pun mendorongku. Akupun terjatuh. Seketika itu pula tajamnya pecahan piring menancap di tubuhku.
Darah merah keluar dari tubuhku, tapi tidak sebegitu parah sehingga cucuran darah itu hanya beberapa detik keluar. Namun luka itu semakin terasa saat dia memukulkan piring ke arah kepalaku.
Rasa sakit semakin menghelanyuti tubuhku. Mau berkata tidak bisa, seolah mulut ini sudah di bungkam dengan kata-kata. Wajahnya begitu menakutkan, aku hanya bisa menahan rasa sakit.
Tangan dan kakinya menuju kearahku, begitu dekat. Perasaan semakin was-was, gimana nih. Kakinya menghantam tubuhkku. Aku terlempar beberapa centi meter. Karena tidak tahan akupun bangun. Walaupun sulit rasanya mengerakan tubuh, karena darah sudah keluar dan seluruh tubuh terasa ngilu.
“Bangsat”, kata itu muncul kembali dari mulutnya.
Dalam berdiriku ada diam. Bagaimana aku bisa menahan rasa sakit begitu tajamnya seperti mulut singa yang sedang kelaparan, begitu menakutkan dan mengerikan.
Aku di tuduh selingkuh. Ternyata ia marah karena aku berselingkuh dengan teman satu kerja di sekolahan negeri. Ia mendengar itu dari kata-kata tetangga yang mengatakan aku berjalan berdua dengan kepala sekolahku.
Aku tidak habis pikir, mengapa ia menuduhku yang belum ada bukti. Walau sebenarnya memang aku pernah beberapa kali jalan berdua dengan pak kepala sekolah. Namun itu dalam rangka tugas dinas pendidikan.
Aku berusaha menjelaskan dan memberikan keterangan sejelas-jelasnya kepada suamiku tercinta. Ia tetap pada pendiriannya dan tidak mempercayai kata-kata istrinya. Padahal belum pernah dia marah kepadaku, apa lagi sampai melakukan kekerasan.
Tanpa di sangka tubuhku telah terhunus pisau panjang yang ia keluarkan dari balik bajunya. Aku menjerit histeris dan tubuhku lemas tidak berdaya. Akupun terjatuh dan tersungkur, mataku semakin rabun melihat.
”Aku tetap percaya padamu”, kata-kata itu keluar dari mulutku
”Maaf kan aku istriku, aku telah khilaf aku tidak sadar diri melakukan perbuatan hina ini”. Ia baru menyadarinya setelah pisau itu menembus perutku.
Suamiku menggankat tubuhku dan berusaha melarikan aku ke rumah sakit. Ia mengeluarkan tangisan dan aku hanya bisa tersenyum. Hingga senyumanku terasa tidak memiliki daya.
Dunia ini bukanlah dunia yang di liputi dengan kegelisahan. Tapi sebuah kepastian yang bisa di rencanakan. Dengan rencana itu engkau dapat menjalankan sebuah kepastian. Karena sejatinya kegelisahan adalah amarah yang keluar dari diri yang tidak dapat di kendalikan oleh akal dan hati. Maka didiklah akal dan hati dengan perhatian yang serius dengan memusatkan kesadaran kolektif. Yaitu kesadaran illahiah dengan untain zikir dan doa.
Bukan semata kekerasan, amarah dan penyesalan. Akankah kehidupan ini bisa menjadi indah jika pikiran di kendalikan dengan rasa amarah. Bukankah rasa yang seharusnya di nikmati dengan kemanisan dan kelembutan.
Dan aku percaa bahwa amarah adalah fitrah
Dan aku percaya bahwa akal dan hati adalah anugerah
Dan aku percaya ada hukum keseimbangan
Seperti rotasi bumi mengelilingi matahari
Lukni Maulana
4 Maret 2010
Jl. Sri Rejeki Utara VII/4 Rt. 3 Rw. 1,
Kelurahan Kalibanteng Kidul Semarang Barat
Read More..
Selasa, 09 Maret 2010
PEMENTASAN, BUDAYA DAN TEATER
1. PERLENGKAPAN LOMBA, KARNAVAL KELILING, PEMENTASAN, BAZAR BUKU DAN DISKUSI FORUM ANAK
2. NASKAH TEATER ANAK ”BROTOKOLO”
3. MUSIKALISASI PUISI ANAK ZAMAN
4. ORASI PUISI DAN BUDAYA. Read More..
Selasa, 23 Februari 2010
SENTRA PEGENALAN ALAM BEBAS
Beragam peristiwa yang dialami anak adalah catatan penting yang mempengaruhi arah dan kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga manusia mempunyai satu masa yang sangat penting yang disebut sebagai masa emas (golden age) yang terjadi pada pada usia 0-4 th.
DOWNLOAD
SENTRA PEGENALAN ALAM BEBAS Read More..
Memotret Revolusi Islam Iran Dalam Percaturan Kebudayaan Global
DOWNLOAD Read More..
Model Penyusunan Rencana Pembelajaran dan Silabus Pada PAUD
Sering dikatakan bahwa proses belajar pembelajaran adalah merupakan proses komunikasi dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (misalnya guru, instruktur, media pembelajaran,dll.) kepada penerima (peserta belajar, murid, dsb), dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik dalam mata pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik, di-shared) oleh peserta didik / murid-murid.
DOWNLOAD Read More..
Komunitas Ilci Ar-Rasyid Semarang
Orang 1 : Katakan apa saja! Haram bisa menjadi halal atau sebaliknya, kafir bisa menjadi mukmin atau terserah kamu ingin bilang apa yang terpenting jangan kau bilang negeri ini miskin. Coba kau keruk perut bumi kita ini, berlimpah kekayaan di dalamnya, kau tanami pasti tumbuh subur.
Orang 2 : Ah…kau mengingatkanku pada retorika bangsa “gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo murah kang sarwo tinuku, subur kang sarwo tinandur”. Buktinya mana...! harga BBM saja sudah melambung tinggi ke angkasa, kebutuhan pokok semakin mempersempit kantong kita ini. Jelas saja kalau negeri kita ini patut kita bilang miskin!
Orang 3 : Eh…jangan sekali-kali menyebut bangsa kitai miskin. Paling cuman kamu yang miskin atau atau malahan kita yang miskin.
Orang 1 : Benar-benar, benar! Apa yang kau bilang, kita yang miskin. Mau bukti daya beli rakyat tetap stabil, bus, mikromini, becak tetap jalan dan semua bisa makan kenyang di rumah-rumah istana. Cuman kita aja!
Orang 2 : Iya…ya aku baru sadar “lir ilir, tandure wus sumilir, tak ijo royo royo, tak senggo temanten anyar…”. Tapi bagaimana aku! apa yang harus aku makan besok. Sekarang saja jadi penganguran akibat di PHK, semua barang naik dan pengurangan tenaga kerja. Lha…ini…ini..imbasnya bagiku.
Orang 3 : Mungkin ada hikmah di balik itu, siapa tahu bentar lagi engkau akan mendapatkan kerja yang lebih baik dari buruh pabrik. Bangsa kita adalah bangsa yang makmur dan sejahtera dengan kesuburan tanahnya, kelebatan hutanya, kedalaman lautnya. Dan yang paling hebat sumber daya manusianya yang semakin cerdas.
Orang 1 : Itu baru aku setuju. Di berbagai bidang kita selalu unggul, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, ijthihad, musik, makanan dan minuman, spiritualiatas, kebonekanya dan masih banyak lagi yang tidak di miliki bangsa lain.
Orang 2 : Walaupun masyarakat, mahasiswa, pedagang dan anak kecil ikut demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, tetap saja harga semakin melambung tinggi. Tapi yang membuatku heran rakyat tetap tenang-tenang saja. Hanya aku saja yang ngeluh he he…!
Orang 3 : Buktinya sudah jelas, bangsa kita penuh dengan kedamaian dan ketenangan. Harga-harga naik, jalan-jalan tetap macet penuh mobil, warung-warung makan tetap banyak pengunjungnya.
Orang 1 : Kesimpulanya Negara kita tetap menjadi bangsa yang kaya.
Orang 2 : Tapi apa untungnya buat aku.
Orang 3 : Tenang saja! Bentar lagi dana subsidi dari pemerintah untuk kita pasti turun. Pokoknya jangan kuatir.
Orang 1 : Kita sudah membincang ini dan itu. Dan inilah bukti nyatanya pemerintah menghargai rakyatnya.
Orang 2 : Aku tetap saja kuatir. Walau negeri ini kaya bagi ku tetap amat miskin dan pemerintah hanya akan meNsubsidi orang orang miskin yang benar-benar miskin.
Orang 3 : Jangan bersedih gitu lah….ini semuakan biar menenangkan hati dan jiwa kita.
Orang 1 : Kita harus tetap tersenyum karena kita adalah masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya yang luhur. Walaupun ini hanya sekedar hiburan.
Orang 2 : Jadi kalian ini…!
Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar
Orang 2 : Eeeeee…kalian ini dasar sok ya…!
Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar
Orang 1 : Ngangur di PHK ya…!
Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar
Orang 1 : Dasar…kakean ngomong cangkemu iku. Rakyat makmur, Negara kaya, orang-orangnya pinter…
Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar
Orang 2 : Ciluuuuuuuuuuup ba! Santai aja nikmati hidup ini he he
Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar, goblok kok tambah nyantai…
Orang 2 : katanya bentar lagi ada bantuan subsidi BTL (bantuan langsung tunai).
Orang 1 : Memang benar ada bantuan langsung tunai!
Orang 3 : Bantuan langsung tunai itu salah ha ha ha, yang benar BTL itu bantuan langsung tewas. Wong…kita tetap saja ngangur, miskin dan tetek bengeknya.
Orang 2 : Iya…ya…belum tentu subsidi itu cair kepada kita. Kan melewati bebrapa tahap, dari pendataan hingga sampai kepada masyarakat miskin.
Orang 1 : Di negeri yang sudah amat miskin ini. Pemerintah akan mendata orang-orang yang layak mendapatkanya.
Orang 3 : Semoga saja terdapat pendataan yang benar. Sebab biasanya pimpinan yang mengurusi bidang kemiskinan itu belum tentu kaya.
Orang 2 : Wah….pemikiranmu jelas-jelas bermutu.
Orang 3 : Ya….iyalah, masyak ya iya dong, orang cakep gitu lhoh.
Orang 1 : Benar-benar memuasakan, aku percaya sekarang. Saat ada pembagian sembako, bantuan dan subsidi banyak orang kaya yang ngaku-ngaku miskin.
Orang 2 : Terkadang juga seperti itu. Namanya aja duiiiit, siapa yang ngak mau.
Orang 3 : Secara materi mereka tetap kaya. Tapi batin, hati dan jiwa mereka merasa miskin. Maka juga perlu di kasihani. Membagikan sedikit harta kepada orang yang tidak mampu kan ibadah.
Orang1 : Jadi kesimpulanya baik kaya dan miskin tetap sama rata. Mendapatkan subsidi, bantuan dan sembako
Orang 2 dan 3 : Lha..itu baru adil.
Apa ada yang salah dengan bangsa ini?
Atau kita hanya tersenyum sendiri
Negeri seribu permadani intan, berlian dan permata
Menghias sulaman benang merah dan putih
Kita hidup di negeri pertiwi
Putih dan suci!
Manusia tak punya tempat kecuali di lorong-lorong
Kita hidup di bangsa garuda
Gagah dan berani!
Di mana keserakahan dan kerakusan sudah mendarah daging
Kekuasaan di perebutkan
Kemunafikan di budayakan
Kemiskinan di mapankan
Orang kaya mengaku miskin
Orang miskin mimpi ingin jadi kaya
Inilah negeri sejuta dongeng
Kebenaran sudah di abaikan
Keadilan sudah di tinggalkan
Yang ada hanya doa semoga negeriku baik-baik saja
Semarang, 12 Juli 2008
Read More..
Lukman Wibowo
Sumber : www.harianjoglosemar.com
(Artikel ini pernah dimuat dalam Harian Joglosemar, 6/01/10)
Semenjak era Reformasi bergulir, ruang-ruang publik mulai terbuka lebar. Tiap hari nyaris ada gelombang massa yang turun ke jalan. Desakan puncak yang biasa kita dengar adalah, menuntut pertanggungjawaban Sang Presiden untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tengah terjadi.
Tuntutan semacam ini adalah lumrah, mengingat posisi Presiden adalah kepala negara sekaligus pimpinan manajerial pemerintahan. Aksi massa pun bergandengan dengan forum-forum dialog, jajak pendapat, maupun debat opini yang disiarkan secara massif oleh media massa. Akhirnya, masyarakat di seantero negeri merespon. Maka jadilah ia sebuah bola liar yang terus menggelinding hingga ke dasar yang paling radikal: Turunkan Presiden!
Hantaman massa seperti itu dialami oleh semua Presiden Indonesia. Dalam perjalanan Reformasi yang telah mencapai satu dasawarsa ini, Gus Durlah yang paling telak mengalaminya, ia diturunkan di tengah jalan.
Sepanjang SBY bertakhta—sejak terpilih pada 2004 hingga ditahbis di kursi yang sama pada 20 Oktober 2009—radikalisme politik bergerak cukup cepat. Tensi tertinggi terjadi di awal periode sekarang. Sejak gonjang-ganjing kriminalisasi KPK, makelar kasus, Centurygate, Hari Antikorupsi, dan pelarangan buku Gurita Cikeas; suara publik berteriak kian dahsyat. Namun, apakah gonjang-ganjing kali ini bakal membuat SBY (di)turun(kan)?
SBY Terancam
Ada beberapa hipotesa yang bisa diajukan terkait kemungkinan SBY akan turun di tengah jalan. Ini sekadar pandangan awal yang prosesnya akan terus berkembang seiring perkembangan waktu. Dimana filsafat Hegelian—tentang benturan antara tesa dan antitesa yang pasti melahirkan sintesa—menemukan kontekstualisasinya dalam pergulatan politik.
Pertama, ini adalah kali kedua SBY berkuasa. Kaum oposan menyebutnya: Rezim SBY Jilid 2. Kemenangan partainya di pemilu 2009 terjadi secara fantastis; mengalahkan partai-partai babon seperti Golkar dan PDIP. Bahkan dalam pilpres, Pasangan SBY-Boediono menang mutlak di putaran pertama. Rumor terjadinya kecuranganpun bertebaran. Gugatan muncul di meja MK, namun hasilnya pemilu tetap dinyatakan syah. Kemenangan inilah yang membuat gerah sejumlah pihak.
Kedua, pada periode ini (2009-2014) SBY berdiri lebih kokoh. Sejumlah partai dirangkul menjadi koalisinya. Di tingkat legislatif, “musuh” SBY memang tak bisa dibilang kecil, namun tak sebesar di periode Jilid 1. Bahkan di lembaga eksekutif, ia sedemikian kokoh. SBY berhasil menempatkan orang-orang yang patuh kepadanya—mulai dari Wapres, menteri-menteri, hingga aparatur negara yang lain—untuk bekerjasama serta mengelilinginya. Slogan antiknya adalah: Bersama kita bisa!
Orang seidealis dan “segalak” Kwik Kian Gie, Siti Fadilah Supari, atau Rizal Ramli adalah kalangan (mantan menteri) yang dianggap tak layak pakai lagi. Singkatnya, SBY nyaris mengampu kekuasaan secara tunggal. Sehingga tak aneh bila para komentator mensinyalir bangkitnya potensi Orde Baru jilid 2.
Ketiga, terbukanya pintu demokrasi tak serta merta melahirkan stabilitas politik. Di tingkat rivalitas politik, demokrasi mempersilahkan terbangunnya ruang konsolidasi bagi pihak-pihak yang kalah, tapi amat berbahaya bagi kelompok yang sedang berkuasa. Dalam mekanisme domokrasi, siapapun bisa naik atau diturunkan secara tiba-tiba.
Akan tetapi, mekanisme demokrasi bersifat lebih sportif ketimbang permainan politik praktis. Dalam demokrasi, kuantitas massa adalah kuncinya; tapi dalam politik praktis, kudeta dapat terjadi kapan saja. Dari kasus Gus Dur, kita bisa belajar. Betapa ia dapat diturunkan oleh hanya segelintir orang. Andai saja saat itu Gus Dur mau menggunakan mekanisme demokrasi yang paling radikal (unjuk kekuatan massa) barangkali kisahnya akan berbeda. Tapi Gus Dur tak ingin terjadi pertumpahan darah di antara sesama anak bangsa. Ia “ikhlas” diturunkan. Jika hal yang sama terjadi pada SBY, apakah dirinya mampu legowo seperti itu?
Keempat, selama memerintah, SBY sering mengklaim keberhasilannya dalam memberantas korupsi. Namun di lapangan faktanya berbeda. Persentuhan masyarakat dengan berbagai institusi pemerintahan, acap dinodai oleh praktik-praktik korupsi.
Maka ketika terjadi kriminalisasi KPK, masyarakat geram bukan kepalang. Sehingga, rekayasa penggerogotan KPK membuat sensifitas publik memuncak. Jadi, tak mengherankan jika aksi massa di jalanan, agitasi intelektual, hingga gelombang facebooker, bergerak amat cepat dalam merespon kasus tersebut.
Setelah kasus KPK meredam, publik harus meningkatkan energinya untuk menghadapi skandal Bank Century, politisisasi pansus, dan pelarangan beberapa buku yang dituding membuka aib sejumlah pejabat dalam perkara korupsi.
Lalu gugatan publik mencuat: Klaim SBY tentang terentasnya korupsi, adalah tidak benar! Masyarakat merasa dibohongi, lalu mulai menumpahkan ketidakpuasannya secara emosional. Radikalisme seperti ini tentu saja mengancam buat SBY.
Kelima, arus neoliberalisme memukul sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ekonomi rakyat tak kunjung membaik. Angka pengangguran masih tinggi. Akses pendidikan serta kesehatan murah belum terjangkau. Upah buruh tak mencukupi biaya hidup yang membengkak, dan sistem kerja kontrak memupus harapan tentang kesejahteraan. 30% masyarakat yang notabene petani terbebani oleh kapitalisasi pangan. Nelayan terjungkal oleh kontrak pengalihan sumber daya laut yang dikuasai Asing. Pasar tradisional terancam punah oleh globalization market. Harga tanah dan perumahan kian melambung tinggi. Masalah-masalah sosial seperti sengketa lahan dan dehumanisasi masih menciderai lingkup keseharian. Neolib bahkan menghancurkan—secara langsung ataupun tidak langsung—sektor lingkungan, kemasyarakatan, juga segi-segi kebudayaan.
SBY kurang jeli membidik persoalan-persoalan yang disebabkan oleh neoliberalisme tersebut. SBY tak mampu menolak program-program neolib yang ditancapkan kekuatan global (Asing) di negara ini.
Maka muncul stigma yang menyudutkan posisinya; baik itu dicap sebagai pemerintahan boneka neolib, pemimpin yang tak berani dan peragu, maupun sebagai kepala negara yang tidak memiliki konsep dalam membangun kemandirian bangsa.
Beberapa hipotesa di atas, tak boleh diremehkan. SBY jangan terlalu konfiden dengan perolehan suaranya yang berkisar 60% di pilpres lalu. Pasalnya, keberpihakan konstituen dapat berubah sewaktu-waktu. Lagipula, tingkat suara golput sangat besar. Artinya, dukungan terhadap SBY kemarin tidak memiliki angka pasti yang mampu dijadikan sebagai parameter kekuatan politiknya.
SBY tak cukup mencari empati dan segala bersumpah, tapi ia harus menunjukkan bukti serta kerja konkritnya dalam menyelesaikan permasalahan bangsa yang kian memburuk. Jika tidak, bisa dipastikan ia akan turun sebelum waktunya.
Lukman Wibowo,
Pedagang sandal yang nyambi sebagai
pengajar privat matematika dan pekerja seni
Selasa, 16 Februari 2010
Pembelajaran Audio visual (Outbound and Parenting)
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru memegang peranan utama dengan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dimana interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
DOWNLOAD
1.OUTBOUND
2.PARENTING Read More..
Senin, 15 Februari 2010
PROFILE CAHAYA ILMU SEMARANG
Tentang Kami
Cahaya Ilmu merupakan sebuah lembaga yang mengomunikasikan ide dan metode kreatif manusia dalam proses pembelajaran aktif. Didirikan oleh sekelompok insan dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengembangan media teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. metaforma berupaya menjadi sebuah wahana tumbuhnya komunitas belajar (learning society), yang menyelaraskan kemampuan emosional, intelektual, dan spiritual
Visi
Cahaya Ilmu berupaya mengidentifikasi setiap potensi yang ada untuk ditemu-kenali pribadinya secara utuh. Menyadari bahwa setiap potensi tersebut dapat dioptimalkan, maka pengembangan media belajar berbasis pembelajaran aktif menjadi pilihan dalam menghadapi
persaingan hidup yang kompetitif di era teknologi informasi.
Misi
Manusia yang mengetahui dan memahami potensi dirinya, memiliki aset terbesar dalam kehidupannya, sehingga senantiasa perlu dikembangkan melalui proses belajar. Kesempatan memperoleh sumber daya belajar melalui media kreatif dalam mengembangkan potensi dirinya, akan memberikan “ruh” dan warna baru, bagi tumbuhnya daya imajinasi positif seorang.manusia.
Agenda Kerja
Mengembangkan konsep pembelajaran efektif pada anak usia dini dan mengembangkan media teknologi yang mendukung pendidikan, menjadi bidang kerja Cahaya Ilmu
Jangkauan Kerja
Menjadi mitra masyarakat dalam menemu-ke
nali potensi dirinya tanpa sekat gender, kelas,
agama, suku dan antar golongan dalam wilayah kerja nasional.
Kami adalah manusia belajar, yang selalu meningkatkan kemampuan dengan belajar.
Dalam hal ini Cahaya Ilmu merupakan lembaga pendidikan yang terdiri dari beberapa insan yang sangat peduli dengan kualitas pendidikan diantaranya adalah :
· Ir. H. Hanafi Sholeh
Kepala Cabang Nasmoco Magelang, sebagai salah satu pen
diri lembaga Cahaya Ilmu, sekaligus donatur lembaga.
· Rahayu Wijayanti
Donatur lembaga, beliau juga aktif dalam kegiatan dakwa
h Islam, dan sebagai pengurus dalam kegiatan jamaah Masjid Agung Jawa Tengah.
· Dedy Andrianto.
Pendiri lembaga Cahaya Ilmu, yang sangat peduli dengan kualitas pendidikan, khususnya pada anak usia dini. Aktif sebagai pendidik PAUD, serta konsultan PAUD non formal pada beberapa lembaga pendidikan dan juga sebagai fasilitator PAUD Unicef Jawa
Tengah.
· Ida Farida, S.Pd
Salah satu pendiri lembaga, yang sementara merangkap amanah sebagai kepala PAUD. Berpengalaman merintis PAUD, dan tahun 2004 menjadi pendidik kreatif tingkat Jateng/DIY.
· Yus Ibnu Yasin SE
Trainer ESQ pada lembaga dakwah Islam, berpengalaman dalam training motivasi dan pengembangan diri di beberapa lembaga pendidikan formal maupun nonformal.
Susunan Pengelola Lembaga
Sekretariat
Perum Dolog No 3 Jl. Kyai Abdul Manan Kelurahan Tlogosari Wetan Pedurungan Semarang. Telpon (024) 6731431 fax. (024) 6731304
Read More..
Minggu, 14 Februari 2010
PENDIDIKAN NILAI EKOLOGI UNTUK ANAK USIA DINI
Maka bimbingan dan bantuan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara profesional mutlak diperlukan agar kemampuan dan keterampilan anak-anak pada usia ini dapat berkembang secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya dukungan dari guru yang profesional dan lingkungan belajar yang mengasyikan serta media atau alat pembelajaran yang menarik.
DOWNLOAD FILE LENGKAP Read More..
KONSEP PAUD DAN BCCT
DOWNLOAD KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN METODE BCCT
1. KONSEP BCCT
2. KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
3. PROGRAM BELAJAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Read More..
Menciptakan Fun Learning
Dasar pemahaman ini harus dijadikan pondasi berfikir bagi setiap guru, dimana guru mempunyai peran strategis untuk mendesain dan merekayasa bentuk pembelajaran yang bermutu dan menyenangkan. Ditangannya-lah anak didik dapat memiliki bekal ilmu, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Yang berguna untuk menatap cerahnya hari esok menuju masa depan yang lebih baik.Guru dapat memberikan sederet kemampuan keilmuan tapi bila tanpa dipunyai keahlian khusus dalam menyampaikannya, maka pembelajaran pun hanya bersifat monoton dan terlihat kaku bahkan tidak sesuai target.
Tentunya kita tidak ingin dianggap oleh siswa dan diberi label guru yang kuper dan jadul ? Maka untuk itu guru haruslah pandai mensiasati itu semua dengan cara menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (fun learning) sehingga kelas dapat hidup, menyenangkan mengasyikkan dan membekas pada diri murid kita.Tentunya hal ini tidaklah mudah, oleh karenanya dibutuhkan keahlian dan keyakinan kuat dan semangat membaja dan disertai minset positif dari guru sendiri. Sehingga akan mempermudah para guru dalam melakukan penanganan dan pengelolaan kelas yang efektif.
Murid adalah investasi masa depan bangsa di negeri merah putih, tentunya kita tidak ingin bekal mereka kelak lebih minim kualitasnya dibandingkan generasi kita atau bahkan sepadan dengan kita? Awalilah dengan cara me-re-desain minset kita dan berharaplah pada mereka, secara kualitas akan kita arahkan menjadi lebih baik dari kita dan inipun harus dengan tekat dan totalitas tinggi. Betapa pentingnya proses pendidikan yang menjadikan anak didik merasakan enjoy dikelas. Kebermaknaan ini dapat diejawantahkan dalam praktek action kita dikelas. Untuk dapat mewujudkan semua itu tugas guru tidaklah enteng (mudah), ia harus mempunyai sederet perencanaan yang matang untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
* Tulisan ini pernah di muat di Harian Umum Suara Merdeka
Read More..
SADAR
Oleh: UMI LATIFAH
(Pendidik TPAUD Cahaya Ilmu)
Beberapa malam yang tidak pernah mengenal apa arti dari kesadaran membuatku sadar akan tujuan hidupku. Aku harus berada di jalan yang mana? Jalan berliku tapi rata dan datar atau jalan yang lurus tapi rusak dan bergelombang. Menggunakan cara yang bagaimana?. Menghitung hari atau memanfaatkan hari. Mendengarkan atau didengarkan
Mencintai atau dicintai. Menjadi orang yang duduk diam dan termenung atau pasif…
Atau orang yang selalu jalan ke sana kemari atau aktif. Menjadi orang yang selalu tersenyum tapi menyimpan dendam atau orang yang selalu cuek tapi tidak pernah mengenal apa itu dendam. Orang yang menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang berguna atau hanya menjadi orang yang duduk di depan komputer hanya untuk melihat-lihat hal yang tidak begitu berarti.
Berpikir ke depan atau hanya berpikir untuk hari ini. Menikmati hidup di masa muda atau menikmati hidup di masa tua. Mencintai satu pria dan hanya memikirkannya atau mencintai satu pria tapi memikirkan banyak pria. Sekarang aku sudah sadar dan mengerti apa yang dikatakan hidup ini. Mengenal banyak karakter manusia memang belum lah cukup untuk menjadi bahan pembelajaran bagiku. Tapi bagiku, harus sampai kapan aku berada dalam karakteristik orang lain.
Tenggelam dalam begitu banyak problem manusia yang kualami. Karena, setiap kali aku mempelajari orang lain seolah-olah aku menjadi orang tersebut. Ironis memang, tapi itu lah hidupku. Hidup yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Banyak yang bilang kalau aku membingungkan. Benar, Karena aku sebelumnya juga bingung melihat diriku. Diam sesaat untuk berpikir dan menahan nafas. Dan mulai bernafas dengan semangat yang baru…
Take actions!
Miracles will happen…
Read More..
Entrepreneurship Untuk Siswa
Lukni Maulana, S. Pd.I
Pada era sekarang ini dunia pendidikan di tuntut untuk mengembangkan kompetensi atau basic skill. Orientasi pendidikan tidak hanya pembelajaran formal dengan berbagai macam mata pelajaran, akan tetapi terkait dan terikat dengan tuntutan zaman. Sekolah terkadang hanya menuntut orientasi kelulusan dan lupa akan potensi, skill, dan bakat anak.
Di akui atau tidak sekolah adalah tempat mencetak manusia-manusia unggul, namun tidak dipungkiri pula bahwa sekolah terkadang melakukan dehumanisasi dalam artian potensi anak didik tidak dikembangkan. Memang benar sekolah adalah kewajiban, namun kesuksesan belajar tidak hanya lewat jalur sekolah. Lihat saja seorang ilmuwan Issac Newton menemukan berbagai macam penelitian tanpa harus sekolah, William Bill Gates orang terkaya di dunia selama 14 tahun saja keluar dari sekolah yang kemudian mendirikan Microshoft bersama temannya dan melakukan eksperimen hasilnyapun dapat kita nikmati sekarang ini.
Menyadari tantangan yang dihadapi dan kompleksitas permasalahan global, dimana technologiy competation yang ujungnya pada industrialistik, materalistik, sekolah atau dunia pendidikan harus melakukan orintasi baru melalui pembelajaran kompetensi untuk peserta didik.
Tidak heran jika pendidikan sekarang mengarah pada pengembangan berbasis kompetensi. Selain sebagai bekal potensi dapat pula sebagai sarana pengembangan sekolah berbasis keilmuan yang mengajarkan berbagai mata pelajaran.
Maka dalam menyosong era industri dan teknologi ini sekolah atau madrasah diharuskan melakukan orientasi baru dibidang pembelajaran salah satu caranya yaitu dengan memberikan pelatihan entrepreneurship untuk peserta didik.
Ekstrakurikuler Sekolah
Kewirausahaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam hal ini seseorang dituntut untuk melakukan proses sistematis penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan peluang pasar.
Peserta didik merupakan sesosok generasi penerus bangsa yang akan menjadi pewaris negeri. Pertumbuhan fisik yang cenderung lebih cepat, sifat emosional dan ego yang masih labil. Mindset (pola pikir) kewirausahaan inilah yang harus ditanamkan pada peserta didik karena dipundaknyalah menjadi generasi maju dengan bekal inovasi dan kreatifitas.
Maka alternatif itu bisa dikembangkan yaitu melalui program ekstrakurikuler yang merupakan bentuk pembelajaran di luar jam sekolah. Kegiatan ini dilakukan pihak sekolah untuk membekali anak didiknya dengan berbagai pertimbangan di antaranya untuk mengoptimalkan potensi, melatih kedisiplinan dan menciptakan kreasi, inovasi dan kreatifitas anak didik. Kegiatan ekstrakurikuler ada yang secara sepihak diwajibkan dan ada yang tidak diwajibakan ini terkait dengan kemauan dan kebutuhan siswa.
Melaui ekstrakurikuler melalui program entrepreneurship siswa diharapkan mendapatkan skill individu untuk dapat dipraktekan dan dikemabangkan. Semisal siswa memiliki potensi pada dunia masak atau makanan maka ekstra tata boga harus mengajarkan sesuai dengan keinginan. Dari sini siswa akan bisa berlatih entrepreneurship dengan membuat inovasi produk makanan, pelatihan market (pemasaran) atau juga bisa dititipkan ke kantin sekolah serta manajemen industri.
Bahkan sekolah dapat melakukan inovasi baru berupa pengembagan lembaga kewirausahaan dengan berbagai program pelatihan kecakapan hidup untuk peserta didik pada program ekstrakurikulernya. Dalam hal ini sekolah dapat memberikan The Learning Experience (Pengalaman Belajar) untuk peserta didiknya.
Sungguh sangat berarti sekali jika dunia sekolah dapat menyentuh sisi-sisi keinginan anak didik. Jika ekstrakurikuler sekolah dapat berjalan dengan baik maka akan mendidik siswa untuk disiplin dan nilai kepuasan pada diri siswa. Bahkan kepuasan orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya dan pandangan masyarakat akan berfikir positif bahwa sekolah tidak hanya orientasi ijasah. Sebab melalui ekstrakurikuler ini anak didik memiliki bekal individu untuk bisa di kembangkan di kemudin hari.
Jika anak didik sesuai dengan potensi tentu saja akan mendidik mental mereka untuk bisa mandiri. Dengan rasa kemandirian ini siswa akan memiliki mental yang kuat dan tidak bergantung untuk menjadi pegawai atau bahkan sampai hanya menjadi buruh.
Inilah pola pembelajaran yang menyenangkan karena potensi skill mereka dapat diasah di sekolah tanpa harus mengeluarkan uang banyak untuk mengkuti kursus di luar program sekolah. Dengan demikian kesimpulan pembelajaran ekstrkurikuler sekolah ini, bahwa sekolah atau madrasah yang tidak pada program kejuruan dapat megembangkannya pada program ekstarakurikuler.
Inilah sekolah yang sangat menghargai potensi dan kreasi manusia. Termasuk potensi yang di bawa sejak lahir serta kreasi untuk mengembangkan, menghasilkan, menciptakan inovasi baru dalam berkreatifitas dan kemandirian.