SELAMAT DATANG DI WEBLOG TAMAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI CAHAYA ILMU SEMARANG)

Selasa, 23 Februari 2010

MISKUN
Komunitas Ilci Ar-Rasyid Semarang

Orang 1 : Katakan apa saja! Haram bisa menjadi halal atau sebaliknya, kafir bisa menjadi mukmin atau terserah kamu ingin bilang apa yang terpenting jangan kau bilang negeri ini miskin. Coba kau keruk perut bumi kita ini, berlimpah kekayaan di dalamnya, kau tanami pasti tumbuh subur.

Orang 2 : Ah…kau mengingatkanku pada retorika bangsa “gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo murah kang sarwo tinuku, subur kang sarwo tinandur”. Buktinya mana...! harga BBM saja sudah melambung tinggi ke angkasa, kebutuhan pokok semakin mempersempit kantong kita ini. Jelas saja kalau negeri kita ini patut kita bilang miskin!

Orang 3 : Eh…jangan sekali-kali menyebut bangsa kitai miskin. Paling cuman kamu yang miskin atau atau malahan kita yang miskin.

Orang 1 : Benar-benar, benar! Apa yang kau bilang, kita yang miskin. Mau bukti daya beli rakyat tetap stabil, bus, mikromini, becak tetap jalan dan semua bisa makan kenyang di rumah-rumah istana. Cuman kita aja!

Orang 2 : Iya…ya aku baru sadar “lir ilir, tandure wus sumilir, tak ijo royo royo, tak senggo temanten anyar…”. Tapi bagaimana aku! apa yang harus aku makan besok. Sekarang saja jadi penganguran akibat di PHK, semua barang naik dan pengurangan tenaga kerja. Lha…ini…ini..imbasnya bagiku.

Orang 3 : Mungkin ada hikmah di balik itu, siapa tahu bentar lagi engkau akan mendapatkan kerja yang lebih baik dari buruh pabrik. Bangsa kita adalah bangsa yang makmur dan sejahtera dengan kesuburan tanahnya, kelebatan hutanya, kedalaman lautnya. Dan yang paling hebat sumber daya manusianya yang semakin cerdas.

Orang 1 : Itu baru aku setuju. Di berbagai bidang kita selalu unggul, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, ijthihad, musik, makanan dan minuman, spiritualiatas, kebonekanya dan masih banyak lagi yang tidak di miliki bangsa lain.

Orang 2 : Walaupun masyarakat, mahasiswa, pedagang dan anak kecil ikut demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, tetap saja harga semakin melambung tinggi. Tapi yang membuatku heran rakyat tetap tenang-tenang saja. Hanya aku saja yang ngeluh he he…!

Orang 3 : Buktinya sudah jelas, bangsa kita penuh dengan kedamaian dan ketenangan. Harga-harga naik, jalan-jalan tetap macet penuh mobil, warung-warung makan tetap banyak pengunjungnya.

Orang 1 : Kesimpulanya Negara kita tetap menjadi bangsa yang kaya.

Orang 2 : Tapi apa untungnya buat aku.

Orang 3 : Tenang saja! Bentar lagi dana subsidi dari pemerintah untuk kita pasti turun. Pokoknya jangan kuatir.

Orang 1 : Kita sudah membincang ini dan itu. Dan inilah bukti nyatanya pemerintah menghargai rakyatnya.

Orang 2 : Aku tetap saja kuatir. Walau negeri ini kaya bagi ku tetap amat miskin dan pemerintah hanya akan meNsubsidi orang orang miskin yang benar-benar miskin.

Orang 3 : Jangan bersedih gitu lah….ini semuakan biar menenangkan hati dan jiwa kita.

Orang 1 : Kita harus tetap tersenyum karena kita adalah masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya yang luhur. Walaupun ini hanya sekedar hiburan.

Orang 2 : Jadi kalian ini…!

Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar

Orang 2 : Eeeeee…kalian ini dasar sok ya…!

Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar

Orang 1 : Ngangur di PHK ya…!

Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar

Orang 1 : Dasar…kakean ngomong cangkemu iku. Rakyat makmur, Negara kaya, orang-orangnya pinter…

Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar

Orang 2 : Ciluuuuuuuuuuup ba! Santai aja nikmati hidup ini he he

Orang 3 dan 1 : Ya…ya…benar, goblok kok tambah nyantai…

Orang 2 : katanya bentar lagi ada bantuan subsidi BTL (bantuan langsung tunai).

Orang 1 : Memang benar ada bantuan langsung tunai!

Orang 3 : Bantuan langsung tunai itu salah ha ha ha, yang benar BTL itu bantuan langsung tewas. Wong…kita tetap saja ngangur, miskin dan tetek bengeknya.

Orang 2 : Iya…ya…belum tentu subsidi itu cair kepada kita. Kan melewati bebrapa tahap, dari pendataan hingga sampai kepada masyarakat miskin.
Orang 1 : Di negeri yang sudah amat miskin ini. Pemerintah akan mendata orang-orang yang layak mendapatkanya.

Orang 3 : Semoga saja terdapat pendataan yang benar. Sebab biasanya pimpinan yang mengurusi bidang kemiskinan itu belum tentu kaya.

Orang 2 : Wah….pemikiranmu jelas-jelas bermutu.

Orang 3 : Ya….iyalah, masyak ya iya dong, orang cakep gitu lhoh.

Orang 1 : Benar-benar memuasakan, aku percaya sekarang. Saat ada pembagian sembako, bantuan dan subsidi banyak orang kaya yang ngaku-ngaku miskin.

Orang 2 : Terkadang juga seperti itu. Namanya aja duiiiit, siapa yang ngak mau.

Orang 3 : Secara materi mereka tetap kaya. Tapi batin, hati dan jiwa mereka merasa miskin. Maka juga perlu di kasihani. Membagikan sedikit harta kepada orang yang tidak mampu kan ibadah.

Orang1 : Jadi kesimpulanya baik kaya dan miskin tetap sama rata. Mendapatkan subsidi, bantuan dan sembako

Orang 2 dan 3 : Lha..itu baru adil.

Apa ada yang salah dengan bangsa ini?
Atau kita hanya tersenyum sendiri
Negeri seribu permadani intan, berlian dan permata
Menghias sulaman benang merah dan putih
Kita hidup di negeri pertiwi
Putih dan suci!
Manusia tak punya tempat kecuali di lorong-lorong
Kita hidup di bangsa garuda
Gagah dan berani!
Di mana keserakahan dan kerakusan sudah mendarah daging
Kekuasaan di perebutkan
Kemunafikan di budayakan
Kemiskinan di mapankan
Orang kaya mengaku miskin
Orang miskin mimpi ingin jadi kaya
Inilah negeri sejuta dongeng
Kebenaran sudah di abaikan
Keadilan sudah di tinggalkan

Yang ada hanya doa semoga negeriku baik-baik saja
Semarang, 12 Juli 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar